Beberapa hari ini kita disibukan brodcast dari grup keluarga, grup mengajar, grup kepenulisan dan lain-lain tentang seorang yang gagal melakukan tes PPPK. Rata-rata pembaca sangat terharu, saking banyak yang peduli cerita tersebut dimuat atau diunggah akun gosip kenamaan Indonesia yaitu Lambe Turah, disusul kemudian oleh portal berita daring.
Lantas, perlukah berita tersebut kita bom bardir hingga dibaca oleh Mas Menteri? PPPK sendiri merupakan modal untuk mensejahterakan guru dari Menteri saat ini. Kebijakan ini sudah sangat pro terhadap guru, sehingga seharusnya bisa mempermudah menjadi ASN walaupun dengan sistem kontrak dan tanpa uang pensiun.
Ibarat peribahasa yang sudah melegenda, sediakan payung sebelum hujan. Nah, itulah yang harus dipersiapkan oleh para guru untuk menjadi PPPK. Guru seharusnya lebih siap untuk berperang demi kesejahteraan mereka sendiri. Jangan sampai kita berharap dengan manusia, contohnya seperti harapan ingin diangkat menjadi PNS karena masa bakti lama, kalau benar-benar seperti itu, maka semua orang pasti ingin jadi guru karena sangat mudah saratnya.
Kita selalu menekankan supaya belajar terhadap siswa-siswi, pun demikian, guru seharusnya berikan sebuah contoh yang baik dengan cara belajar dengan giat. Ingat, belajar sekarang mudah, tidak punya duit, ya, tinggal cek di google. Betapa mudah bukan zaman sekarang? Apalagi ada kuota dari pemerintah. Belajar bukan hanya untuk orang pelajar saja, guru pun harus terus semangat belajar. Jangan sampai umur yang menjadi alasan. Alkisah, Kolonel Sanders diusia yang tidak muda dia berusaha menciptakan usaha KFC-nya hingga sukses dan sangat berjaya.
Usaha adalah jalan terbaik sedangkan berdoa jembatan yang menghubungkan kepada Tuhan untuk mengubah nasib. Tak sepantasnya kita berharap kepada manusia. Terus semangat belajar di mana pun kita berada dan usia berapa pun kita. Produktif adalah jalan yang terbaik untuk menggapai mimpi, terus berusaha memberikan yang terbaik untuk diri kita sendiri dan keluarga.